Hari Kesehatan Mental Dunia (World Mental Health Day)

     Halo Smaders! Gimana Kabarnya? Masih bahagia kan? Harus selalu bahagia ya, sedih boleh tapi jangan terlalu dipikirkan karena itu juga gak baik untuk kesehatan. Kalian pasti tahu hari ini hari apa, yaps betul banget, hari ini merupakan Hari Kesehatan Mental Dunia (World Mental Health Day).

     Bagaimana awal adanya peringatan WMHD? Saat kali pertama diperingati, tak ada tema khusus dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Tujuan awalnya, secara umum mengampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental atau kesehatan jiwa.

     Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan untuk pertama kalinya pada 10 Oktober 1992 atas prakarsa Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter. Hingga tahun 1994, hari itu tidak memiliki tema khusus selain mempromosikan advokasi kesehatan mental secara umum dan mendidik masyarakat. Pada tahun 1994 Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan dengan tema untuk pertama kalinya atas saran dari Sekretaris Jenderal Eugene Brody. Temanya adalah “Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia”.

     Hari Kesehatan Mental Sedunia didukung oleh WHO melalui peningkatan kesadaran tentang masalah kesehatan mental menggunakan hubungan yang kuat dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia. WHO juga mendukung pengembangan materi teknis dan komunikasi.

     Di Indonesia, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia baru mulai ditetapkan pada tahun 1993. Misi yang dibawa adalah untuk menghormati hak ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan), memperluas program pencegahan masalah kesehatan jiwa, mendekatkan akses kesehatan pada masyarakat, memperluas cakupan pelayanan, dan meningkatkan upaya kesehatan jiwa secara optimal.

     Tahun 2019, WHO mengajak seluruh dunia untuk ikut berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa melalui gerakan berjudul “40 Seconds of Action”. Dikutip dari laman resmi WHO, setiap orang dapat berperan serta berkontribusi mencegah terjadinya kasus bunuh diri. Berdasarkan data WHO, bunuh diri terjadi setiap 40 detik sekali di seluruh dunia. Melalui Hari Kesehatan Jiwa Dunia, mengingatkan kita bahwa mengakhiri hidup dengan cara pintas bisa terjadi pada siapa pun, tanpa mengenal latar belakang sosial maupun kelompok usia.

     Gangguan jiwa atau kerap disebut gangguan mental sebenarnya sudah lama menjadi persoalan warga dunia. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, secara global terdapat 35 juta orang yang mengalami depresi, 60 juta orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan skizofrenia, dan 47,5 juta orang mengalami demensia.

     WHO juga menyebut depresi telah merenggut nyawa lebih dari 850.000 jiwa dalam setahun. Rata-rata kasus depresi banyak diderita remaja dan dewasa pada rentang usia 15-29 tahun. Di kawasan Asia Pasifik, menurut WHO, jumlah kasus gangguan depresi terbanyak berada di India, yaitu 4,5 persen dari jumlah populasi, dan terendah di Maladewa, yakni 3,7 persen dari populasi. Adapun di Indonesia tercatat sebanyak 3,7 persen dari populasi atau sekitar 9,1 juta kasus.

     Nah, ada baiknya jika mencegah penyakit mental pada diri kita. Apa saja ya faktor yang bisa memicu penyakit mental? Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya penyakit/gangguan mental, mulai dari menderita penyakit tertentu sampai mengalami stres akibat peristiwa traumatis, seperti ditinggal orang yang disayang, kehilangan pekerjaan, atau terisolasi untuk waktu yang lama.

     Gejala dan tanda gangguan mental yang dialami seseorang berbeda-beda tergantung pada jenis gangguan jiwa yang dialami. Penderita bisa mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan perilaku. Beberapa contoh gejala gangguan mental adalah:

  • Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
  • Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
  • Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.
  • Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
  • Perasaan Cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
  • Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
  • Kecanduan nikotin dan alkohol, serta Penyalahgunaan NAPZA.
  • Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.
  • Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.

     Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental juga dapat mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag.

     Jika memang mengalami gejala diatas sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikiater, jangan sampai berkepanjangan apalagi jika sudah sampai menyakiti diri sendiri. Jika ada orang disekitar kita yang memperlihatkan gejala tersebut ada baiknya diajak bicara baik-baik dan jika memungkinkan bisa membawanya ke psikiater.

     Karena salah satu gejala awal penyakit mental yang sangat umum adalah stres, maka sebaiknya kita bisa menghindari sedini mungin hal tersebut. Tugas mungkin sangat banyak, apalagi mungkin habis diputusin pacar, insecure, atau hal lain yang membuat kita harus terus memikirkannya, tapi jangan sampai berlarut-larut yang mungkin bisa menyebabkan stres.

     Kita bisa melakukan hal-hal kecil yang bisa membuat kita bahagia seperti mendengarkan lagu, berbuat baik untuk orang lain, singkirkan sejenak hal-hal yang menyebalkan, mempelajari hal baru, melakukan sesuatu yang berbeda, melakukan kegiatan yang disukai, atau apapun itu yang bisa membuat dirimu bahagia.

     Karena jika bukan kita yang membuat diri kita bahagia lalu siapa lagi? Jadi mulai sekarang jangan terlalu memikirkan hal yang tidak penting, selalu tersenyum untuk dunia. Jangan lupa harus bahagia ya teman-teman. Semoga bermanfaat.

Penulis : Intan Ariestianti

Desain Layout : Faza Vanda

Editor   : Tim Web BIAS SMADA

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *