Selamat datang mentari jingga Bulan peraduanku, tempat bernaung menyongsong malam Raga senjaku, yang berdiam di dalam benteng tua Pembesar demi pembesar berlalu, tugasku tetap sederhana
Menyapu pelataran keraton putih
Diam dalam hening melarut tapa bisu
Ketika uang bukanlah apa yang aku peroleh dari tetesan bulir-bulir keringat
Ketika kejayaan bukanlah apa yang aku raih dari pemenuhan tugas-tugas berpuluh tahun
Aku tegar bersimpuh di bawah Bangsal Siti Hinggil
Malam, pada malam aku mengeringkan letih
Malamku yang kian tua, hampir terbenam dalam nebula
Dalam Lingsir Wengi, sebuah jiwa renta kembali pulang mengadu
Malam kian melarutkan masanya, menembus ruang jiwa
Kepada malam tempat berpeluh, bercerita
Kepada malam tempat berkeluh kesah, bercita
Hamba sampaikan rasa terpendam, hamba luapkan amarah
Tanpa ingat jasa dan karya yang hamba perbuat
Harapan akan balasan suci terlantunkan
Menyanjung Sang Kuasa dan bersyukur
Berharap hari esok akan lebih bermakna
Kian dekat padaNya, kian sarat memaknai diri
Harapan tulus akan hidup abadi terpetik
Biarlah raga miskin dan buruk rupa di pandang
Seorang abdi dalem tua renta dengan kebaya biasa
Tapi dalam jiwa ini, akulah raja dari hidup
Tiada uang mampu menakar bahwa aku berbahagia dalam pengabdianku
Cakrawala merekah mengantarkan lingsir wengi kembali pulang
Siang dekat, kian menyurat petisi perjuangan
Lingsir wengi, teman setia, rekan selalu ada
Ketika letih menyesak dada hingga mulut tak mampu berkata
Bisik lingsir wengi padanya:
“Tan samar pamoring sukma
Sinuksmaya winahya ing ngasepi
Sinimpen telenging kalbu
Pambukaning warana
Tarlen saking liyep layaping aluyup
Pindha pesating supmena
Sumusuping rasa jati”
“Jangan cemaskan tentang sukma
Hayati dan buktikan di dalam keheningan dalam batin
Sebuah gerbang pembuka
Dari suasana hening dan sayup
Seperti sebuah mimpi merasuk dalam batin”
(Petikan Serat Wedhatama, Pangkur 13, KGPAA Mangkunegara IV)
Hidup adalah perjalanan batin dan raga
Hayati tindakan dan kejadian raga dengan batin
Batin adalah manusia bebas, bersamanya, siksaan raga hanya fatamorgana
Hiduplah dalam keyakinan hidupku
Banggalah pada apa yang menjadi pedomanku
Aku seorang hamba sahaya di tengah kemilau gemerlap istana
Aku seorang abdi dalem tua yang melayani simbol jiwa seorang Jawa
Ngger, harta dan kejayaan hanyalah debu
Ingatlah aku, ngger, ibu; simbah; ataupun orang asing bagimu
Ada padaku tanggung jawab sederhana merawat harta peradaban kita
Kebudayaan adiluhung, identitas kita
Monumen museum Luhur Bangsa Jawa
Warisan ini kupersembahkan padamu
I adore gathering useful info, this post has got me even more info! .
Very quickly this web page will be famous amid all blog viewers, due
to it’s pleasant articles
Great post. I was checking constantly this weblog and I’m impressed!
Extremely helpful information specially the
remaining part 🙂 I handle such information much.
I used to be seeking this particular info for a very lengthy time.
Thank you and best of luck.
Hi there, just wanted to say, I liked this article.
It was inspiring. Keep on posting!
Whats up very cool web site!! Guy .. Excellent .. Superb
.. I will bookmark your site and take the feeds additionally?
I’m happy to search out a lot of helpful information right here within the post, we need develop more strategies on this regard, thanks
for sharing. . . . . .
Thanks to my father who stated to me on the topic of this web site, this webpage is actually awesome.
Good article. I am facing a few of these issues as well..
I am regular reader, how are you everybody?
This article posted at this web site is in fact nice.